Ibadah | : | Refleksi Paskah Ke-II |
Hari, Tanggal | : | Selasa, 15 April 2025 |
Jam | : | 18:00 WIB |
Tema | : | PERCAYA SAJA |
Dilayani oleh | : | Pdt. Anindhita Yudistira Adi, S.Si.Teol |
PERCAYA SAJA

Ada sebuah kisah ilustrasi tentang seorang pembuat tahu yang setiap harinya setelah selesai membuat tahu, membawanya dengan angkutan umum dan dijualnya ke pasar, tak lupa juga Ia selalu berdoa ”ya Tuhan berilah kelancaran dan berkat-Mu, sehingga tahuku bisa laku terjual habis, Amin. Tiap pagi ia harus berjalan ke ujung desanya dengan membawa seluruh produksi tahunya untuk menunggu angkutan umum menjemputnya, jam 05.00 pagi biasanya kendaraan umum sudah lewat dan menjadi langganannya, sebab telat sedikit saja maka pembeli sudah pulang dari pasar.
Pagi itu tidak seperti biasanya, seperti biasanya ia menunggu, tetapi waktu menunjukkan pukul 05.30 dan kendaraan umum langganannya tak kunjung datang, bahkan sampai pukul 06.00 Ia menunggu tak ada juga kendaraan umum yang melintas, karena tidak mau pembeli kecewa, Ia memutuskan mencari jalan pintas dan membawa tahu-tahu itu ke Pasar, dalam hati Ia berdoa ”Tuhan kenapa ini? Kok ga lancar seperti biasanya, Tuhan tolong saya ya. Amin.” akhirnya Ia berjalan dan melintasi pematang sawah, karena licin, Ia terjatuh dan sebagian tahu-tahunya rusak, Ia pun berseru ”Tuhan gimana sih? Kok aku ga ditolong?”
Siang hari Ia baru sampai dipasar, para pembeli langganannya-pun sudah pulang, Ia tetap mencari akal dan cara untuk menawarkan ke penjual yang masih ada di pasar, sebagian besar dari mereka menolak karena melihat tahu yang rusak dan kotor terkena tanah, sore menjelang hanya sedikit saja yang bisa Ia jual, dengan langkah sedih dan kecewa ia kembali ke rumah, dalam hati Ia berseru kepada Tuhan, “Tuhan apa gunanya aku berdoa? Bukankah aku minta kelancaran dan berkat-Mu? Kenapa akhirnya berantakan?”. Tiba-tiba ada orang datang yang mencari ampas tahu untuk pakan ternaknya, meski tahunya rusak akhirnya terjual juga meski dengan harga yang murah, lalu dari tetangganya Ia mendengar kalau angkutan langganannya mengalami musibah sehingga seluruh penumpang dilarikan di rumah sakit. Ia pun sadar bahwa apa yang Ia alami tetap dalam pertolongan Tuhan dan cara Tuhan berbeda dari rencana manusia


Saudara pernahkah punya pengalaman yang mirip dengan kisah ilustrasi di atas? Kita juga mendoakan segala yang sudah kita kerjakan, bahkan berdoa untuk kelancaran, berkat, rezeki, hidup, kesehatan dan banyak hal lainnya, tetapi ketika realitasnya berbeda dari apa yang kita doakan apakah kita marah? Kecewa? Bahkan mungkin menyalahkan Tuhan? ilustrasi di atas menolong kita menyadari bahwa doa itu bukanlah perintah, sehingga seolah kitalah atasannya dan Tuhan adalah bawahan kita yang harus menuruti dan melakukan keinginan kita!
Saudara pernahkah punya pengalaman yang mirip dengan kisah ilustrasi di atas? Kita juga mendoakan segala yang sudah kita kerjakan, bahkan berdoa untuk kelancaran, berkat, rezeki, hidup, kesehatan dan banyak hal lainnya, tetapi ketika realitasnya berbeda dari apa yang kita doakan apakah kita marah? Kecewa? Bahkan mungkin menyalahkan Tuhan? ilustrasi di atas menolong kita menyadari bahwa doa itu bukanlah perintah, sehingga seolah kitalah atasannya dan Tuhan adalah bawahan kita yang harus menuruti dan melakukan keinginan kita! Sadarkah kita bahwa selama ini itu yang terjadi? Yesus mengisahkan bagaimana seorang yang tidak tahu malu membangunkan tetangga untuk meminta hidangan bagi sahabatnya (ay.6-8) menjadi sindiran bagi kita akan sikap egois yang sering muncul dalam setiap doa-doa kita. karena itu marilah kita punya sikap yang benar dalam doa dan menjadikan Tuhan bukan hanya sebagai pelaksana dan pelayan kita, tetapi sebagai Bapa yang mengasihi dan memberi yang terbaik bagi anak-Nya (ay.11) meskipun berbeda caranya, waktu menjadi jawabannya dan bentuk yang tak sama, tetapi Tuhan tahu yang terbaik dan melindungi kita.



