AWAL SEJARAH

GKJ JENAWI, sebutan ini terambil dari nama sebuah kecamatan yang terletak di lereng Gunung Lawu, tepatnya disebelah Utara Gunung Lawu yaitu Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Sebutan Jenawi konon diambil dari keadaan alam yang “Gemah Ripah Loh Jinawi”. Alam pedesaan yang subur didukung dengan sumber air yang melimpah, maka masyarakatnyapun sebagian besar adalah petani. GKJ Jenawi sebagai salah satu bentuk kelompok kehidupan agama yang juga bagian dari masyarakat Jenawi merupakan salah satu hasil perkembangan sosial ekonomi dan informasi berasal dari Kabupaten Sragen yang mana letak Kecamatan Jenawi berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen.
SEJARAH KEKRISTENAN

Dalam proses sejarah yang cukup lama, benih kekristenan tumbuh pesat menjadi GKJ Jenawi. Proses tumbuhnya kekristenan di Jenawi sangat berliku, penuh aral rintangan akan tetapi kekristenan di Jenawi seperti benih yang jatuh ditanah yang subur.
Kekristenan mula-mula di GKJ Jenawi adalah Pepanthan Seloromo, tepatnya di Dusun Balon Desa Seloromo, Awal sejarah sekitar tahun 1938 berdiri Pos PI di Desa Kadipiro, Desa Basan yang masuk Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen dan Desa Seloromo yang masuk Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Di Dusun Balon Desa Seloromo awal mula kekristenan di wilayah Kecamatan Jenawi. Dilayani oleh Hardjosuwito yang merupakan guru Injil dari Bangoan Kecamatan Gondang.
Kemudian diawal tahun 1942 pada saat awal penjajahan Jepang, Ketiga Pos PI dilayani oleh Reksa Suparto dan Bendino yang merupakan guru Injil, keduanya berasal dari Ringinharjo Kecamatan Gondhang. Pada saat ini kekristenan mengalami pasang surut yang cukup berpengaruh karena hampir seluruh warga menerima ajaran aliran kekristenan baru yang dibawa oleh penjajah jepang, dimana sikap berdoa harus menghadap ke arah matahari terbit.
Pada akhir tahun 1943 oleh Busono dan Domene Keeper (Zending) dari Sragen ketiga Pos PI yaitu Kadipiro, Basan dan Seloromo dikembalikan keajaran kekristenan yang semula sampai dengan tahun 1945 dilanjutkan oleh Sastro Handoyo, seorang guru Injil sampai ditahbiskan sebagai Pendeta Gondang untuk pertama kalinya.
SEJARAH KEKRISTENAN DI JENAWI

Pepanthan Seloromo
Daerah pertama GKJ Jenawi yang menerima Kekristenan adalah Dusun Balon Desa Seloromo. Dibawah pelayanan Pendeta Sastro Handoyo dari Gondang dan Guru Injil S. Wiryo Sukarno dengan Penatua Pawiro Suwito, Pada tahun 1953 bersama Penatua Marto Giyono dan Diaken Somo Prawiro berhasil mendirikan tempat peribadatan untuk menyelenggarakan ibadah sendiri dengan cara magersari ditanah milik Marto Giyono. Pada tahun 1986 pemerintah Desa Seloromo menghibahkan tanah dan bersama-sama jemaat yang berada di wilayah Seloromo membangun gedung gereja.
Pepanthan Menjing
Awal mula Kekristenan di Desa Menjing pada tahun 1966 oleh Wiryo Sukirno yang seorang Guru Injil.
Pepanthan Balong
Pepanthan Balong terletak di Gunung Nganten
Pepanthan Trengguli
Awalnya pada tahun 1990, Penatua Suyono yang sangat aktif memenangkan hati dan jiwa, baik di Balong dan di Sumbersari Trengguli menerima pertobatan dan merintis jemaat.
Pepanthan Jambon
Wilayah Jambon adalah wilayah bagian Desa Menjing, yang karena kondisi keadaan geografisnya maka pada tahun 2004 atas prakarsa jemaat berdirilah Pepanthan Jambon
GEREJA KRISTEN JAWA JENAWI

GKJ JENAWI
Didewasakan pada tanggal 18 JULI 2009 oleh GKJ Sambirejo