
- Bacaan 1: Ulangan 26 : 1-11
- Tanggapan: Mazmur 91: 1-2, 9-16
- Bacaan 2: Roma 10 : 8b-13
- Injil: Lukas 4 : 1-13
KHOTBAH MINGGU PRA-PASKAH I
MENGHADAPI ANEKA GODAAN
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Apakah makanan khas didaerah saudara? Dawet ayu? Tempe mendoan? Getuk? Kripik talas? Bubur ayam? Ketoprak? Pecel, babi kecap, sangsang? Ada bermacam jenis makanan yang bisa menggoda selera kita. Ada makanan yang merupakan kudapan/ camilan ada makanan yang merupakan makanan utama/ menu besar. Makanan tersebut menggoda selera kita bisa karena tampilan masakan yang menarik. Bisa karena aroma wangi masakannya. Bisa memang karena rasanya yang tak tertandingi, hmm… (silakan bayangkan makanan kesukaan saudara).
Berkait dengan makanan, ada yang menonjol rasa pedasnya. Ada yang menonjol rasa gurihnya. Ada yang menonjol rasa manisnya. Ada pula yang merupakan perpaduan dari semuanya… mak nyuss…. Pada saat kondisi perut lapar dan melihat nasi hangat yang mengebul, lalu ada sambal terasi plus ayam goreng hangat dan lalapan segar tentu akan menggoda selera kita untuk segera menyantapnya. Bayangkan kalau rasa lapar itu terjadi karena kita sudah berpuasa selama 40 hari! Tentu godaan akan semakin menggila. Ada keinginan untuk segera menyantap makanan tersebut dan melahapnya sampai kenyang.
Jemaat yang terkasih,
Setelah Tuhan Yesus mengalami baptisan dan penuh dengan Roh Kudus, Ia memasuki periode baru di padang gurun. 40 hari sang Kristus menjalani puasa sebelum mengawali karya pelayanannya. Setelah 40 hari berlalu Yesus memasuki masa ujian yang cukup berat dalam awal karyanya. Ujian itu berhubungan dengan kehidupan manusia yang esensial, kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, harga diri, sosial, dan aktualisasi diri.
Ujian pertama, Iblis mencoba memanfaatkan keadaan lapar yang dialami Yesus. Iblis menantang-Nya untuk mengubah batu menjadi roti. Mari bayangkan bila hal itu terjadi pada kita. Apakah kita tahan terhadap godaan itu? Atau kita mencari alasan pembenaran agar bisa memenuhi kebutuhan? Terhadap tawaran Iblis tersebut, Yesus menolaknya. Ia menegaskan bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Apa makna perkataan itu? Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kelaparan, kekurangan dan penderitaan tidak boleh menjadi alasan untuk melanggar Firman Allah. Ketika manusia terpuruk di titik terlemah kelaparan, dia akan tetap kuat dan teguh bila berpegang pada firman Allah. Bahkan bukan hanya pada saat lapar, firman Allah merupakan senjata yang melindungi dan memberi kita kekuatan dalam menghadapi pelbagai bentuk pencobaan. Dengan berpegang pada firman Allah, kita tak mudah dijatuhkan Iblis dengan segala bujuk rayunya. Tuhan Yesus mengajarkan pada kita bagaimana menangkis setiap serangan pencobaan Iblis yang ingin menjatuhkan dengan mengingat dan berpegang pada firman Allah.
Ujian kedua, Iblis membawa Yesus ke tempat tinggi dan menawarkan segala kerajaan dunia dengan syarat Yesus menyembahnya. Menanggapi tawaran Iblis, Tuhan Yesus justru mengungkapkan tujuan keberadaan manusia dan seluruh ciptaan, yaitu untuk memuliakan Allah dan berbakti kepada-Nya. Tuhan Yesus berkata: ”Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia saja engkau berbakti!” (Luk. 4:8). Pernyataan Tuhan Yesus mengajarkan pada kita untuk senantiasa berpegang pada Allah. Mengikut Dia bukan berarti semua urusan kehidupan menjadi mudah dan beres. Mengikut Dia berarti berbakti dan taat. Bakti dan taat itulah yang memberikan peneguhan di tengah dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan.
Ujian ketiga Iblis membawa Yesus ke Yerusalem dan menatangnya untuk melemparkan diri dari puncak Bait Allah untuk membuktikan bahwa malaikat akan menyelamatkan-Nya. Yesus menegaskan bahwa manusia tidak boleh mencobai Tuhan. Bait Suci adalah tempat paling suci dan paling menyatakan kehadiran Tuhan. Iblis menaruh Tuhan kesini untuk mengingatkan Dia bahwa Allah tidak akan meninggalkannya. Iblis memakai ini untuk membuktikan bahwa Allah tidak akan membiarkan Dia mati di Bait Suci. Yesus menegaskan bahwa hanya kepada Tuhan. Allahnya, manusia harus menyembah dan berbakti. Dalam baktinya kepada Allah, manusia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Allah. Allah berhak untuk menolak permintaan manusia. Iblis menggoda manusia dengan menyatakan bahwa semua yang diinginkan manusia akan dipenuhi Allah. Godaan macam itu harus diwaspadai. Kedekatan umat dengan Allah bukan berarti membuat manusia bisa mengatur Allah!
Setelah mencoba segala cara, Iblis meninggalkan Yesus untuk sementara waktu, menunggu waktu yang lebih tepat untuk kembali. Sepanjang pelayanan Yesus, Iblis senantiasa tampil untuk terus mencobai Dia. Iblis masuk dalam diri Yudas (bdk. Luk.22:3). Iblis menguji kesetiaan murid-murid Yesus (bdk. Luk. 22:31-32). Semua bentuk godaan yang dilakukan Iblis terhadap Yesus juga dilakukan Iblis pada pengikut Yesus di zaman ini, bahkan di sepanjang masa.
Kisah ini menunjukkan keteguhan dan kepatuhan Yesus terhadap kehendak Allah. Juga penolakan Yesus terhadap upaya Iblis untuk memalingkan dari misi-Nya. Tindakan Yesus menjadi teladan bagi kita agar bersiap diri mengantisipasi aneka godaan dalam seluruh perjalanan kehidupan.
Jemaat kekasih Kristus
Perjalanan kehidupan kita, digambarkan dalam perjalanan kehidupan umat Allah dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian. Di tengah perjalanan, Musa mengumpulkan umat di Moab. Saat itu mereka hendak memasuki tanah perjanjian. Kepada generasi yang tidak mengalami penderitaan perbudakan di Mesir, Musa menyampaikan kembali janji Allah bagi mereka. Selanjutnya Musa menyampaikan salah satu hukum atau ketetapan yang merupakan perintah Tuhan untuk Israel. Nantinya, di tanah perjanjian, mereka harus memberi hasil pertama dari bumi hasil panen yang terbaik. Di tanah perjanjian, mereka bukan budak lagi. Mereka akan bekerja mengusahakan tanah sebagai orang merdeka. Musa menasihatkan agar umat Allah memiliki mental merdeka, bukan mentalitas budak! Untuk itu, Musa mengajak umat untuk selalu mengingat bahwa apa mereka terima semuanya adalah kasih karunia Allah. Umat harus belajar bersyukur dan berterima kasih.
Cara mengucap syukur dilakukan dengan ritus khusus. Umat duduk bersama di meja pengucapan syukur. Dalam perkumpulan tersebut umat melihat kembali identitas kehidupannya. Mereka adalah bangsa pengembara yang telah melewati berbagai macam ujian dan godaan selama 40 tahun di padang gurun. Mereka dituntun Tuhan keluar dari belenggu perbudakan menuju ke tanah perjanjian yang telah dipersiapkan Tuhan. Musa ingin ritual persembahan yang dilakukan umat benar-benar dipahami secara mendalam sebagai ucapan syukur akan karya Tuhan, tidak hanya sebatas ritual ibadah semata. Rasul Paulus kembali mengingatkan pesan Musa tersebut dalam Suratnya di kitab Roma 10:8b-13. Ia menegaskan supaya kehidupan umat tidak hanya berhenti dalam kehidupan ritual ibadah saja, tetapi lebih mendalam, yaitu pada spiritualitas yang berpusat pada Allah.
Jemaat yang terkasih
Pencobaan-pencobaan yang kita alami sepertinya tidak datang dari makhluk-makhluk misterius di padang gurun atau sejenisnya. pencobaan-pencobaan yang kita alami ada di seputar kebutuhan dasar manusia: kelaparan, rasa aman, kenyamanan, status, ambisi.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow adalah:
- Kebutuhan fisiologi manusia
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan merasakan kasih sayang
- Kebutuhan mendapatkan pencapaian
- Kebutuhan mengaktualisasikan diri
Lima kebutuhan dasar tersebut selalu berusaha kita penuhi. Supaya kebutuhan-kebutuhan itu bisa terpenuhi, kadang kita terjebak pada keinginan untuk memenuhinya dengan cara yang instan. Kadang cara-cara tidak benar juga kita lakukan. Ada banyak orang mengatakan “yang penting kebutuhan terpenuhi”. Mengenai caranya, ya…. terserah….. (Pengkhotbah bisa mencari contoh tindakan tersebut sesuai pengalaman).
Jemaat yang terkasih
Belajar dari Firman Tuhan hari ini, beberapa hal bisa kita lakukan untuk menghadapi berbagai macam godaan yang ada dalam hidup kita:
- Seperti yang Musa sampaikan kepada bangsa Israel: selalu mengingat dan bersyukurlah akan karya Allah dalam hidup. Syukuri apa yang kita miliki saat ini. Nikmati apa yang Tuhan berikan saat ini. Setiap wujud syukur akan membuat kita lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai godaan dalam hidup kita.
- Tetap setia dan teguh kepada kehendak Allah. Kita belajar dari Tuhan Yesus yang berhasil melewati berbagai macam godaan dalam awal karya penyelamatan-Nya. Ingatlah panggilan hidup kita. Kita dipanggil untuk menjalankan damai sejahtera Kristus. Ketika keinginan untuk berbuat curang atau jahat muncul dalam diri, kita bisa mengujinya apakah keinginan itu layak di hadapan Tuhan? Apakah tindakan kita bisa membawa damai sejahtera? Ujilah segala sesuatu dengan didasarkan pada firman Tuhan!
- Jalani ibadah dengan tekun dan gembira. Ibadah yang dijalankan secara liturgis harus dialirkan dalam kehidupan nyata. Ibadah yang sejati adalah dalam keseharian hidup kita.
Demikian permenungan kita pada Minggu Pra-Paskah pertama ini. Pertanyaan terakhir, apakah makanan kesukaan kita? Bisakah kita menahan diri dengan berpantang selama masa aksi puasa Pra-Paskah ini? Amin