Skip to content
GKJ JENAWI

GKJ JENAWI

NAS GKJ JENAWI
Primary Menu
  • BERANDA
  • TENTANG
    • SEJARAH
    • PEDOMAN GEREJA
    • GKJ JENAWI
    • PEPANTHAN SELOROMO
    • PEPANTHAN JAMBON
    • PEPANTHAN BALONG
    • PEPANTHAN SUMBERSARI
    • KEMAJELISAN
  • KOMISI
    • KOMISI ANAK
    • KOMISI PEMUDA REMAJA
    • KOMISI PEMUDA DEWASA
    • KOMISI ADIYUSWA
    • KOMISI PANGRUKTI LAYA
    • KOMISI DIAKONIA
    • KOMISI IBADAH
    • KOMISI DIGITAL
  • PELAYANAN
    • PERSEKUTUAN WANITA
    • PERSEKUTUAN DOA
    • PEDALAMAN ALKITAB
    • KEBAKTIAN KEBANGUNAN ROHANI
  • FORMULIR
  • APLIKASI SABDA
    • ALKITAB SABDA
    • AUDIO SABDA
    • KARAOKE ALKITAB
    • KIDUNG SABDA
  • MATERI
    • PENDALAMAN ALKITAB
    • KHOTBAH
    • RENUNGAN
    • KURIKULUM ANAK
    • KURIKULUM REMAJA
  • SEKRETARIAT
GKJ Jenawi Channel
  • Home
  • MASA RAYA PASKAH 2025

MASA RAYA PASKAH 2025

Komisi Ibadah 1 Maret 2025
Masa Raya Paskah GKJ Jenawi 2025

Mengingat, Percaya, dan Menjadi Saksi-Nya

Latar Belakang

Kebangkitan Tuhan Yesus merupakan dasar kehidupan umat. Dosa yang membuat manusia kehilangan pengharapan tidak berdaya. Ia yang bangkit adalah Allah yang berjaya atas maut. Atas dasar fakta itulah umat menjalani kehidupannya berdasar iman pada Kristus. Iman menjadikan umat beroleh peneguhan dari Allah sehingga mampu menjalani aneka tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Aneka tantangan dialami umat baik dalam hidupnya sebagai pribadi, keluarga, pekerja, petani, pebisnis, pelajar, dan aneka rupa kehidupan lainnya. Pada Masa Paskah 2025 ini LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng mengajak umat untuk menghayati rahmat Allah melalui peristiwa Kristus. Tema “Mengingat, Percaya dan Menjadi Saksi-Nya” menjadi sarana penghayatan. Gagasan dari tema ini berasal dari tulisan Pdt. Danny Purnama yang dimuat dalam Buku Dian Penuntun GKI. Melalui penghayatan bersama, umat diharap dapat mengisahkan kembali makna paskah melalui hidup berimannya pada Allah di dalam kehidupan sehari-hari. Bersama Tuhan Yesus yang bangkit, umat senantiasa mengingat karya Allah yang ajaib, percaya akan Dia yang adalah Allah dan menjadi saksi di tengah segala aktivitas kehidupannya. 

Mengingat, Percaya dan Bersaksi Tentang Kebangkitan Yesus

Kebangkitan Yesus adalah sebuah fakta. Namun demikian, sejak dari mulanya penyangkalan terhadap kebangkitan itu terjadi. Injil Matius 28:11-15 mengisahkan produksi hoaks dilakukan oleh agamawan dan penguasa guna menangkal berita kebangkitan Yesus yang tersiar di tengah masyarakat.  William Barclay (2009) menyampaikan bahwa penciptaan berita dusta atau hoaks itu dilakukan oleh imam-imam kepala dan koleganya karena mereka takut pada wibawa Yesus (Barclay, 2009). Selanjutnya Barclay mengatakan pula bahwa tindakan imam-imam kepala mendapat dukungan dari penguasa Yahudi. Jika Yesus bangkit, penguasa Yahudi juga bisa  terguncang. Apalagi cara-cara untuk melenyapkan Yesus telah dilakukan dengan cara yang keji sejak mulanya. Maka dari itu, kabar hoaks diproduksi untuk menutupi semua kejahatan para agamawan dan penguasa. Hoaks di seputar kebangkitan Yesus menurut Injil Matius adalah dihembuskannya berita bahwa Yesus tidak bangkit. Mayat-Nya hilang dari kubur karena dicuri oleh murid-murid-Nya di waktu malam.

Pada masa kini, penyangkalan terhadap kebangkitan Tuhan Yesus juga masih terjadi. Manusia modern yang mengultuskan rasionalitas menyangsikan kebangkitan dengan dalil bahwa kebangkitan merupakan hal yang tidak dapat dinalar. Hironimus Resi dan Teresia Noiman Derung (Hironimus Resi, 2024) menguraikan beberapa teori yang berisi tentang penyangkalan terhadap kebangkitan. Buku Jesus The Man tulisan Barbara Thiering menyampaikan bahwa Yesus tidak mati disalib. Sejatinya Ia hanya pingsan. Simon Magus Holzman menyampaikan pendapatnya bahwa kebangkitan Yesus itu hanyalah halusinasi para murid-Nya. Buku What Really happened to Jesus menyampaikan bahwa kebangkitan Yesus tidak memiliki dukungan sejarah yang kuat. Teori lain yang menyangkal kebangkitan didasarkan pada tesis bahwa kebangkitan merupakan sebuah peristiwa tidak masuk akal (Kim, 2005).

Sebagai pengikut Yesus kita percaya pada kebangkitan. Keyakinan itu tertuang dalam Alkitab dan credo (pengakuan iman). Secara liturgis pengakuan iman akan kebangkitan Yesus senantiasa dibaharui pada ibadah Minggu. Salah satu credo yang paling dikenal yaitu Pengakuan Iman Rasuli. Keyakinan pada kebangkitan di Pengakuan Iman Rasuli didasarkan pada peristiwa Yesus: “Aku percaya pada Yesus Kristus…… yang menderita sengsara pada pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut. Pada hari ke-tiga bangkit pula dari antara orang mati….”.  Dengan memahami peristiwa Yesus secara runtut, didapatlah keyakinan bahwa Ia benar-benar menderita pada zaman Pontius Pilatus berkuasa. Ia benar-banar mati melalui penyaliban. Kematian-Nya bukan karena pingsan atau pura-pura mati. Karena itu dikatakan dalam Pengakuan Iman bahwa Yesus masuk ke dalam alam maut (Hadiwiyono, 2006). Di dalam kerajaan maut itu Yesus memberitakan Injil kepada mereka yang terpenjara (1 Petrus 3:18-22). Ia tidak kalah oleh maut (Boland, 1992).

Credo atau pengakuan iman didasarkan pada berita Alkitab. Pada Masa Paskah tahun 2025 ini bacaan Minggu Paskah didasarkan pada Injil Lukas 24:1-12. Lukas yang adalah seorang dokter (tabib) mempersaksikan kebangkitan Yesus melalui tulisannya. Melalui kebangkitan Yesus, Lukas hendak menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Yesus adalah Juru selamat bagi kehidupan. Di dalam Dia, dinyatakan bela rasa Kristus. Ia menyatakan belas kasih dan empati-Nya kepada dunia membutuhkan cinta kasih. Melalui tulisannya. Lukas hendak menyampaikan kebenaran yang diajarkan oleh Kristus, Sang Putra melalui tindakan-Nya membawa pendamaian melalui karya dan kebangkitan-Nya.

Tjatur Herianto melakukan penelitian terhadap teks Lukas 23:56-24:12 dengan menggunakan pendekatan naratif. Berdasarkan teks itu, Herianto menyimpulkan bahwa peristiwa kebangkitan Yesus merupakan peristiwa yang adikodrati. Sebagai peristiwa adikodrati, peristiwa itu tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Kenyataan kebangkitan harus diterima dengan iman (Herianto, 2019). Dengan ini, apakah pendapat para pemikir modernis yang berpijak pada nalar adalah benar? (bandingkan pandangan terkait kebangkitan pada halaman sebelumnya). Kita akan menemukan jawaban setelah memahami hasil tafsir teks secara naratif dari Herianto. Dalam peristiwa kebangkitan (Lukas 24:1-12), terdapat dua corak pemikiran para tokoh (para perempuan) dan Petrus. Para perempuan memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah. Mereka mendengarkan pernyataan dari dua orang muda yang menyatakan pada mereka bahwa Yesus sudah bangkit (Lukas 24:6). Ia tidak lagi ada di dalam kubur. Kosongnya kubur merupakan sebuah kenyataan bahwa Yesus bangkit. Para perempuan itu selanjutnya mengingat yang dikatakan Yesus saat mereka sama-sama di Galilea. Para perempuan berpikir dengan iman. Proses beriman membuat mereka mengingat perkataan Yesus dan selanjutnya memberitakan kebangkitan Yesus. Petrus dan para murid lainnya belum berpikir seperti para perempuan tersebut. Harianto menyebut mereka memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia. Mereka berpikir tentang kemesiasan dari sudut pandang manusia Yahudi. Menurut mereka, Mesias tidak akan menderita, apalagi mati. Dengan cara berpikir demikian, mustahillah bila Yesus yang adalah Mesias akan mati. Petrus dan murid-murid lainnya lupa bahwa kehendak Allah lebih berkuasa daripada kehendak manusia. Dalam Kristus, Mesias mengalami penderitaan bahkan mati di salib. Namun, Ia bangkit pada hari ketiga (Herianto, 2019). Herianto menegaskan bahwa kebangkitan dalam Lukas yang ditulis secara sistematik, dengan kerangka logika yang kuat memperkuat pengajaran kristiani. Kisah ini juga bisa menjadi sarana untuk menjangkau generasi kini yang cenderung memandang segala sesuatu harus selalu logis dan masuk akal (Herianto, 2019). Dengan demikian, setiap gerak mengingat, percaya dan menjadi saksi-Nya adalah proses yang tetap berpusat pada Kristus, Sang Penyelamat Kehidupan. 

Keteladanan Lukas

Kalender liturgi tahun 2025 adalah Tahun C. Injil yang digunakan adalah Lukas. Oleh karena itu, penghayatan Masa Paskah ini akan menjadi hidup ketika dilakukan dengan menjadikan Lukas, penulis Injil sebagai teladan. Mengapa keteladanan Lukas menjadi inspirasi dalam penghayatan Masa Paskah ini? Lukas adalah seorang penulis Injil Lukas sekaligus Kisah Para Rasul. Tujuan penulisan dari dua kitab itu adalah dalam rangka meyakinkan Teofilus dan pembaca-pembaca lain yang rindu untuk mengalami kebenaran Yesus. Buah dari pengalaman kebenaran akan Kristus adalah kesetiaan pada Dia (Riyadi, 2011).

Siapakah Lukas? Tradisi kuno menyebut bahwa Lukas, sang penulis Injil dan Kisah Para Rasul adalah seorang tabib yang beberapa kali menjadi kawan seperjalanan Paulus. Bukti-bukti bahwa Lukas teman seperjalanan Paulus tampak dalam Kisah Para Rasul 16:10-17, 20:5-15, 21:1-18; 27:1-28; 16 (Riyadi, 2011).  Sebelum mengenal Tuhan Yesus, Lukas bukanlah orang Kristen. Lukas dikenal sebagai orang terpelajar yang peka terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan yang terjadi di dalam sejarah Kristiani dan paham kesusastraan Yunani. Sebagai seorang yang terpelajar, Lukas mampu mengadakan penyelidikan-penyelidikan data sejarah serta merefleksikannya dari sudut pandang iman Kristen (Susanto, 2022). Lukas memperhatikan peristiwa Yesus dengan detail dan menjadi “penafsir” peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri Yesus dari Nazaret dan murid-murid-Nya. Ia mampu menyusun peristiwa-peristiwa itu dalam satu kerangka yang utuh, dari awal kisah hidup Yesus hingga pasca Paskah (Susanto, 2022). Melalui Injil Lukas (buku pertama) dunia mendapat kabar gembira dari kisah pra kelahiran Yesus hingga kenaikan-Nya ke surga. Melalui buku kedua (Kisah Para Rasul) didapat kesaksian tentang kelahiran dan perkembangan gereja awal.

Lukas menuliskan kesaksiannya dengan maksud agar iman para pembacanya kokoh-kuat dan dapat dipercaya (Lukas 1:4). Semua itu dilakukan karena ia memahami bahwa situasi jemaat yang dilayaninya berjumpa dengan aneka pergumulan. Kabar baik yang disampaikan oleh Lukas diharap menjadi sumber peneguhan dan untuk menjawab persoalan-persoalan mereka (Susanto, 2022). Susanto menyebutkan bahwa pengajaran iman yang ditulis oleh Lukas didasarkan pada ingatan yang pasti (bukan rekaan/khayalan), penyelidikan yang teliti (tidak sembrono) dan tradisi yang mantap (dapat dipercaya). Maka dari itu Lukas menunjukkan ajaran yang benar (= ortodoksi) yang dijamin oleh ingatan yang pasti akan peristiwa hidup Yesus dan sejarah gereja awal (Susanto, 2022). Semoga latar belakang ini memantapkan umat untuk menghayati Masa Paskah dalam tema “Mengingat, Percaya, dan Menjadi Saksi-Nya”.

Sabda yang Meneguhkan di Masa Paskah 2025

            Supaya penghayatan Masa Paskah menjadi sebuah gerak hidup beriman bersama Tuhan dan sesama, pada Bahan Dasar Masa Paskah ini disampaikan pokok-pokok sabda yang akan digunakan sebagai sumber permenungan.

            Rabu Abu 2025 dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2025.  Yesaya 58:1-12, Mazmur 51:1-17, 2 Korintus 5:20b—6:10, Matius 6:1-6, 16-21 adalah bacaan leksionaris pada ibadah Rabu Abu. Pemberitaan tentang kerahiman Allah, cinta kasih dan pengampunan Allah dihayati melalui tiga disiplin spiritualitas yaitu doa, puasa dan beramal. Sebagai sebuah disiplin, spiritualitas itu nantinya diwujudkan dalam praktik harian selama Masa Paskah. Maka setelah ibadah Rabu Abu, umat mempraktikkan kehidupan dalam doa, berpuasa/berpantang dan beramal.

            Tanggal  9 Maret 2025 gereja memasuki Minggu Pra-Paskah I. Ulangan 26:1-11, Mazmur 91:1-2, 9-16, Roma 10:8b-13, Lukas 4:1-13 merupakan bacaan leksionaris pada hari itu. Injil Lukas menuturkan kisah pencobaan di padang gurun. Yesus yang baru saja menjadi bagian dari manusia harus menghadapi pencobaan. Kuatnya cobaan Iblis tidak menggoyahkan kepercayaan-Nya pada Bapa. Umat diajak untuk berpegang teguh pada Allah supaya batinya teguh dalam menghadapi aneka godaan dunia.

            Minggu Pra-Paskah II dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2025. Bacaan leksioanris yang digunakan adalah Kejadian 15:1-12, 17-18, Mazmur 27, Filipi 3:17—4:1, Lukas 13:31-35. Setelah Yesus dicobai oleh Iblis, Ia mendapat berbagai ancaman. Orang-orang Farisi mengatakan pada-Nya bahwa Herodes hendak membunuhnya. Herodes memakai kekuasaan dengan cara jahat. Orang jahat tidak suka pada orang benar. Namun Yesus tidak gentar. Herodes tidak memiliki kuasa apa pun terhadap Yesus sebab Ia datang dalam nama Tuhan.

            Bacaan Yesaya 55:1-9, Mazmur 63:1-8, 1 Korintus 10:1-13, Lukas 13:1-9 digunakan dalam ibadah Minggu Pra-Paskah III yang dilakukan pada tanggal 23 Maret 2023. Menghakimi orang lain atas dasar kesalahannya dilakukan banyak orang terhadap sesamanya. Yesus melarang murid-murid-Nya melakukan tindakan seperti itu. Semua orang bisa berada pada situasi “tidak baik-baik saja”. Mawas diri dan bertobat merupakan jalan yang harus dilalui supaya umat mengalami anugerah Allah dalam hidupnya.

            Tanggal 30 Maret 2025 merupakan minggu Pra-Paskah IV. Bacaan yang digunakan adalah Yosua 5:9-12, Mazmur 32, 2 Korintus 5:16-21, Lukas 15:1-3, 11b-32. Lukas menyampaikan bahwa Allah yang penuh ampunan menerima setiap orang hidup dalam cinta kasih-Nya. Umat yang percaya kepada-Nya dipanggil untuk hidup dalam penerimaan serta pengampunan.

            Peringatan akan kematian Kristus dihayati pada Minggu Pra-Paskah V. Bacaan leksionaris adalah Yesaya 43:16-21, Mazmur 126, Filipi 3:4b-14, Yohanes 12:1-8. Maria yang mengurapi Yesus dengan minyak dan menyeka dengan rambutnya menunjukkan ungkapan syukurnya yang mendalam pada Allah. Tindakan itu juga menjadi sarana mengingat kematian yang akan dialami Yesus. Kematian yang tak ternilai harganya, jauh lebih besar ketimbang harga minyak narwastu murni yang digunakan untuk mengurapi kaki Yesus. Minggu Pra-Paskah V akan dihayati pada tanggal 6 April 2025.

            Minggu Palmarum dilaksanakan pada tanggal 13 April 2025. Minggu ini juga dikenal sebagai Minggu Pra-Paskah VI.  Yesaya 50:4-9a, Mazmur 118:1-2, 19-29, Filipi 2:5-11, Lukas 19:28-40 menjadi bacaan di Minggu ini. Yesus Sang Raja damai masuk ke Yerusalem. Banyak orang menyambut-Nya. Secara alegoris, Ia masuk ke dalam kehidupan manusia. Apa yang dilakukan manusia zaman ini? Sifat tata liturgi Minggu Palmarum ditandai dengan ‘suka’ dan ‘duka’, ‘pemuliaan’ dan ‘perendahan’, ‘penerimaan’ dan ‘penolakan’ (Teresa, 2019).

            Kamis Putih akan dihayati pada 17 April 2025. Berdasar Keluaran 12:1-14, Mazmur 116:1-2, 12-19, 1 Korintus 11:23-26, Yohanes 13:1-17, 31b-35 umat menghayati hidupnya di hadapan Allah yang berkenan membasuh dosa dunia. Kasih meruntuhkan jarak yang memisahkan antara Yesus dan murid-murid-Nya. Kehidupan semacam itulah yang dikehendaki oleh Yesus. Ia mengharap para murid-Nya saling mengasihi.

            Pada Jumat Agung yang dirayakan tanggal 18 April 2025 umat diajak menghayati bacaan-bacaan dari Yesaya 52:13—53:12, Mazmur 22, Ibrani 10:16-25, Yohanes 18:1—19:42. Yesus mengajarkan tentang kesetiaan. Semua jalan yang harus dilalui menuju kebangkitan dijalani dengan setia. Ia menghadapi kematian dengan sadar. Salib merupakan peristiwa yang kelam. Namun bukankah akhir dari segalanya. Hadapi salib dengan kasih dan tetap percaya pada penyertaan Bapa.

            Sabtu Sunyi dihayati pada tanggal 19 April 2025. Bacaan leksionaris dari Ratapan 3:1-9, 19, Mazmur 31:1-4, 15-16, 1 Petrus 4:1-8, Matius 27:57-66. Ketenangan batin Yusuf dari Arimatea membuatnya memiliki keberanian menghadap Pilatus dan meminta agar diizinkan untuk memakamkan Yesus dengan cara yang layak. Penghormatan pada Sang Guru dilakukannya bukan hanya saat Ia hidup, namun juga saat Sang Guru terbujur kaku. Menghargai kematian adalah salah satu wujud penghargaan pada kehidupan. Hal itu akan terjadi saat hati penuh keheningan.

            Mengingat, Percaya, dan Menjadi Saksi-Nya  merupakan puncak penghayatan di masa Paskah. Melalui Yesaya 65:17-25, Mazmur 118:1-2, 14-24, Kisah Para Rasul 10:34-43, Lukas 24:1-12. Kebangkitan Yesus membuka ingatan terhadap sabda yang sudah dikatakan-Nya. Mengingat adalah respons iman yang berakibat pada percaya. Orang-orang yang percaya pada karya kasih Allah diutus mempersaksikan pengalaman dikasihi Allah.

            Paskah Sore mengajak umat untuk semakin menghayati ingatan akan kebangkitan. Yesus dengan empati-Nya mendampingi murid-murid-Nya yang sedang berduka. Melalui bacaan Yesaya 25:6-9, Mazmur 114, 1 Korintus 5:6b-8, Lukas 24:13-49 umat diarahkan untuk mendekat pada Dia dan terbuka kepada Kristus. Ia memberikan peneguhan dan kelegaan.

            Minggu, 27 April 2025 merupakan Minggu Paskah II. Leksionari minggu ini adalah  Kisah Para Rasul 5:27-32, Mazmur 118:14-29, Wahyu 1:4-8, Yohanes 20:19-31. Maksud Injil dicatat adalah supaya manusia percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang melalui-Nya manusia beroleh hidup. Supaya manusia percaya, Tuhan Yesus berulang kali menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Disabilitas-Nya merupakan bukti bahwa Ia yang bangkit adalah Ia yang menderita dan mati di kayu salib.

            Minggu Paskah III dihayati pada tanggal 4 Mei 2025. Kisah Para Rasul 9:1-20, Mazmur 30, Wahyu 5:11-14, Yohanes 21:1-19 menjadi dasar permenungan. Panggilan menjadi saksi Kristus diteguhkan melalui peristiwa Yesus yang menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias. Kisah ini menegaskan bahwa setiap profesi disertai Allah untuk mempersaksikan Dia, Allah yang beserta pada umat-Nya.

            Minggu, 11 Mei 2025 adalah Minggu Paskah IV. Kisah Para Rasul 9:36-43, Mazmur 23, Wahyu7:9-17, Yohanes 10:22-30 menjadi bacaan leksionaris. Bersaksi tentang kemuliaan Allah bukanlah tanpa tantangan. Ada aneka hambatan yang dialami. Yesus, mengalami penolakan dari orang-orang Yahudi. Namun Ia tetap mempersaksikan diri melalui pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya bersama Sang Bapa.

            Masa Paskah 2025 akan ditutup pada Minggu Paskah V yang dilakukan pada tanggal 18 Mei 2025. Kisah Para Rasul 11:1-18, Mazmur 148, Wahyu 21:1-6, Yohanes 13:31-35 menjadi sumber permenungan. Mengingat, percaya dan mempersaksikan tentang Kristus diwujudkan melalui tindakan nyata. Hidup dalam kasih merupakan praktik yang nyata untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Praktik itu dilandasi pada iman akan Kristus yang bangkit dari antara orang mati.

Penutup

Rasul Paulus menyatakan dalam suratnya kepada jemaat Korintus: ”Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 Kor. 5:15). Tuturan Rasul Paulus ini meneguhkan panggilan umat beriman untuk setia mengikut Dia. Semoga melalui aneka kegiatan di Masa Paskah 2025, umat semakin bertekun mengikut Tuhan Yesus.

Diterbitkan oleh:

LPP SINODE GKJ & GKI SW JATENG

Komplek LPP, Jl. Samirono Baru No. 77, Samirono, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Telp.: (0274) 514721; Hp/WA: 089652520386

E-mail: sekretariatlppsinode@gmail.com; info@lpps.or.id,

Website: lpps.or.id

image_pdfimage_print
Berbagilah

Continue Reading

Previous: Bersaksi Dengan Karya Nyata
Next: BAHAN MASA PASKAH 2025

BERITA TERKAIT

remaja 1

Penggalangan Dana untuk Retreat Pemuda Remaja GKJ Klasis Sragen

Komisi Digital 29 Mei 2025
Pelayanan Diakonia GKJ Jenawi

Pelayanan Diakonia GKJ Jenawi

Persekutuan Wanita 24 Mei 2025
Anak yang dicintai yesus

Kasih Yesus yang Selalu Menjaga

Komisi Digital 24 Mei 2025
Pendeta GKJ Jenawi
Jadwal Ibadah GKJ Jenawi
5

KHOTBAH JANGKEP JUNI 2025

Komisi Digital 10 Mei 2025
5

KHOTBAH JANGKEP MEI 2025

Komisi Digital 24 April 2025
4

KHOTBAH JANGKEP APRIL 2025

Komisi Ibadah 18 Maret 2025
14

BAHAN PENTAKOSTA 2025

Komisi Ibadah 17 Maret 2025
13

BAHAN MASA PASKAH 2025

Komisi Ibadah 2 Maret 2025
Unduhan Aplikasi Android GKJ Jenawi

Anda jangan melewatkannya

Renungan Harian Bulan Juni 2025 (8)

Percaya pada Mukjizat Tuhan

Tim Renungan GKJ Jenawi 8 Juni 2025
Renungan Harian Bulan Juni 2025 (7)

Menjaga Alam sebagai Amanat Tuhan

Tim Renungan GKJ Jenawi 7 Juni 2025
Renungan Harian Bulan Juni 2025 (6)

Melewati Padang Gurun Pencobaan

Tim Renungan GKJ Jenawi 6 Juni 2025
Idul Adha

Selamat Hari Raya Idul Adha

Admin GKJ Jenawi 6 Juni 2025
PETA LOKASI GKJ JENAWI

PERSEMBAHAN

Persembahan Gereja

BRI

GEREJA KRISTEN JAWA JENAWI

669701026687530

Login Pengguna Komisi Digital
GKJ Jenawi Protection Status
  • BERANDA
  • TENTANG
  • KOMISI
  • PELAYANAN
  • FORMULIR
  • APLIKASI SABDA
  • MATERI
  • SEKRETARIAT
Copyright © Gereja Kristen Jawa Jenawi | Tampilan oleh Komisi Digital GKJ Jenawi.