Skip to content
GKJ JENAWI

GKJ JENAWI

Nats Alkitab GKJ Jenawi
Primary Menu
  • BERANDA
  • TENTANG
    • SEJARAH
    • PEDOMAN GEREJA
    • GKJ JENAWI
    • PEPANTHAN SELOROMO
    • PEPANTHAN JAMBON
    • PEPANTHAN BALONG
    • PEPANTHAN SUMBERSARI
    • KEMAJELISAN
  • KOMISI
    • KOMISI ANAK
    • KOMISI PEMUDA REMAJA
    • KOMISI PEMUDA DEWASA
    • KOMISI ADIYUSWA
    • KOMISI PANGRUKTI LAYA
    • KOMISI DIAKONIA
    • KOMISI IBADAH
    • KOMISI DIGITAL
  • PELAYANAN
    • PERSEKUTUAN WANITA
    • PERSEKUTUAN DOA
    • PEDALAMAN ALKITAB
    • KEBAKTIAN KEBANGUNAN ROHANI
  • FORMULIR
  • APLIKASI SABDA
    • ALKITAB SABDA
    • AUDIO SABDA
    • KARAOKE ALKITAB
    • KIDUNG SABDA
  • MATERI
    • PENDALAMAN ALKITAB
    • KHOTBAH
    • RENUNGAN
    • KURIKULUM ANAK
    • KURIKULUM REMAJA
  • SEKRETARIAT
GKJ Jenawi Channel
  • Home
  • Tuhan Sumber Hikmat

Tuhan Sumber Hikmat

Pak Yoga 30 Maret 2025
Renungan

Amsal 4 : 5 – 6
 
Ada pepatah yang mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.” Arti dari pepatah ini hendak mengatakan bahwa, anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang yang usianya jauh lebih tua. Jadi dalam membangun keteladanan, yang di dalamnya ada unsur etika atau kesantunan. Maka kita sebagai orang tua atau yang lebih tua harus berhati-hati atau lebih tepatnya bijaksana, dalam membangun kehidupan bagi generasi masa depan.
 
Perikop ini pun memberikan gambaran, bagaimana orang tua menjadi titik berangkat untuk etika dan kesantunan tetap hidup dalam membangun sosial masyarakat. Hikmat (kebijaksanaan) dipersonifikasikan sebagai makhluk hidup yang tinggal di sekitar kehidupan keluarga (ayat 3, 4 dan 6). Tumbuh kembangnya hikmat selaras dengan pertumbuhan fisik dan mental seseorang (ayat 3 dan 4). Jelasnya, yang menentukan hikmat tumbuh dan tetap hidup dalam diri seseorang adalah kondisi keluarga, dimana hikmat itu hadir sebagai sesuatu yang hidup.
 
Perlu kita pahami dulu, orang yang berhikmat adalah orang yang sungguh-sungguh menyembah Tuhan dengan benar. Karena dari sini akan lahir apa yang disebut kebijaksanaan (kebersamaan). Kebijaksanaan selalu menghadirkan hal yang benar. Karena kebenaranlah yang akhirnya akan menjaga dan memelihara hidup kita (ayat 6).
 
Di jaman saat ini, dimana HAM (Hak Azasi Manusia) selalu dikedepankan dan dikumandangkan. Pertanyaannya adalah apakah manusia sudah tidak menghargai manusia yang lainnya? Atau sudah matikah nurani manusia terhadap sesamanya? Jawabnya “Ya”, karena begitu banyak kita lihat di keseharian ini, kesantunan terhadap sesama menjadi barang langka. Berbeda dianggap musuh. Padahal perbedaan adalah keindahan. Tuhan menciptakan segala jenis tumbuhan, manusia, dan lingkungan yang berbeda. Karena itulah cara Tuhan mewarnai kehidupan. Dan bukan untuk menghadirkan permusuhan.
 
Dalam konteks keseharian, banyak contoh yang bisa diberikan sebagai bentuk kesantunan atau menghargai/hormat kepada orang lain. Sebagai contoh: ketika kita menggunakan jasa online untuk kendaraan bermotor roda dua atau empat. Apa yang kita lakukan setelah pembayaran, banyak dari kita langsung membalikkan badan dan tidak peduli lagi dengan orang yang sudah mengantar kita. Kita berpikir, kan sudah dibayar. Tetapi bila kita bijaksana, ada rasa yang tidak bisa dibayar ketika kita duduk di atas motor atau di dalam mobil, sehingga kita sampai tujuan. Bila ini kita sadari, maka kita akan menaruh rasa hormat kepada orang yang telah mengantar kita. Dan kita baru membalikkan badan setelah mereka berlalu (pergi).
 
Akhirnya, ketika kita sungguh-sungguh menyembah Tuhan dengan benar, maka akan hadir kebijaksanaan. Karena orang yang bijak, ia tidak akan sombong. Kalau kesombongan menjadi gaya hidup, maka tidak akan pernah kita hidup tentram dan damai. Hidup penuh dengan kebajikan (kebijaksanaan), maka kita tidak akan dicelakai orang lain. Sebagai orang tua, opa dan oma atau kita yang dianggap tua, marilah sungguh-sungguh menyembah Tuhan dengan benar maka kita akan menjadi orang yang bijaksana. Hanya dengan kebijaksanaan kita mampu menghadirkan kehidupan untuk generasi yang akan datang. Amin.

image_pdfimage_print

About the Author

Pak Yoga

Editor

Tim Renungan GKJ Jenawi

Author's posts
Berbagilah

Continue Reading

Previous: IBADAH MINGGU 30 MARET 2025
Next: Selamat Hari Raya Idul Fitri

BERITA TERKAIT

Renungan Harian Bulan Juli (27)

Menjadi Kambing atau Domba ?

Tim Renungan GKJ Jenawi 27 Juli 2025
Renungan Harian Bulan Juli (26)

Roti Hidup di Tengah Ladang Kehidupan

Tim Renungan GKJ Jenawi 26 Juli 2025
Renungan Harian Bulan Juli (25)

Kasih yang Bertahan di Tengah Perbedaan

Tim Renungan GKJ Jenawi 25 Juli 2025
Pendeta GKJ Jenawi
Jadwal Ibadah GKJ Jenawi
8

KHOTBAH JANGKEP AGUSTUS 2025

Komisi Digital 10 Juli 2025
7

KHOTBAH JANGKEP JULI 2025

Komisi Digital 16 Juni 2025
5

KHOTBAH JANGKEP JUNI 2025

Komisi Digital 10 Mei 2025
5

KHOTBAH JANGKEP MEI 2025

Komisi Digital 24 April 2025
4

KHOTBAH JANGKEP APRIL 2025

Komisi Ibadah 18 Maret 2025
Unduhan Aplikasi Android GKJ Jenawi

Anda jangan melewatkannya

Renungan Harian Bulan Juli (27)

Menjadi Kambing atau Domba ?

Tim Renungan GKJ Jenawi 27 Juli 2025
Renungan Harian Bulan Juli (26)

Roti Hidup di Tengah Ladang Kehidupan

Tim Renungan GKJ Jenawi 26 Juli 2025
Renungan Harian Bulan Juli (25)

Kasih yang Bertahan di Tengah Perbedaan

Tim Renungan GKJ Jenawi 25 Juli 2025
Renungan Harian Bulan Juli (24)

Tuhan yang Menyertai di Musim Kering

Tim Renungan GKJ Jenawi 24 Juli 2025
PETA LOKASI GKJ JENAWI

PERSEMBAHAN

Persembahan Gereja

BRI

GEREJA KRISTEN JAWA JENAWI

669701026687530

Login Pengguna Komisi Digital
GKJ Jenawi Protection Status
  • BERANDA
  • TENTANG
  • KOMISI
  • PELAYANAN
  • FORMULIR
  • APLIKASI SABDA
  • MATERI
  • SEKRETARIAT
Copyright © Gereja Kristen Jawa Jenawi | MoreNews by AF themes.