
📖 Bacaan Alkitab:
Yesaya 55:10–13 (TB)
“Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberi benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung dan bukit-bukit akan bersorak-sorai di depanmu dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad; dan itu akan menjadi kemasyhuran bagi TUHAN, menjadi tanda abadi yang tidak akan lenyap.”
🌾 Renungan:
Di pagi hari yang berkabut, ketika embun masih menempel di daun-daun kopi dan suara ayam jantan bersahutan dari kejauhan, para petani mulai menapaki jalan setapak menuju ladang. Di tengah hijaunya sawah dan lereng-lereng bukit yang ditanami cengkeh dan kakao, kita melihat karya tangan Tuhan yang luar biasa. Alam ini bukan hanya tempat tinggal kita, tetapi juga panggung tempat janji Allah dinyatakan setiap hari.
Yesaya 55 menggambarkan firman Tuhan seperti hujan dan salju yang turun dari langit—tidak pernah sia-sia. Firman itu mengairi tanah, menyuburkan ladang, dan memberi benih serta roti. Bagi kita yang hidup dari tanah, ayat ini bukan sekadar metafora, melainkan kenyataan yang kita alami. Setiap musim tanam dan panen adalah bukti bahwa janji Tuhan bekerja dalam ritme alam.
Namun, tidak semua musim mudah. Ada masa kekeringan, hama, harga pasar yang jatuh. Dalam masa-masa seperti itu, kita diingatkan bahwa janji Tuhan tidak tergantung pada situasi, tetapi pada kesetiaan-Nya. Firman-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia. Ia akan menumbuhkan harapan di tanah yang kering, dan damai di hati yang gelisah.
Gunung-gunung dan bukit-bukit bersorak, kata nabi Yesaya. Pohon-pohon bertepuk tangan. Alam pun ikut menyambut janji Tuhan yang digenapi. Maka, mari kita pun menyambut hari ini dengan iman yang teguh. Kita bekerja bukan hanya untuk hasil, tetapi sebagai bagian dari janji Tuhan yang sedang digenapi dalam hidup kita.
❓ Pertanyaan Perenungan:
- Dalam musim apa saya berada saat ini—musim menabur, menanti, atau menuai?
- Bagaimana saya melihat janji Tuhan bekerja dalam pekerjaan saya sehari-hari?
- Apa yang bisa saya lakukan untuk tetap percaya meski hasil belum terlihat?
🙏 Doa:
Tuhan yang setia,
Terima kasih atas janji-Mu yang tidak pernah gagal. Seperti hujan yang menyuburkan tanah, firman-Mu menyuburkan hidup kami. Di tengah ladang dan bukit, kami melihat kasih-Mu yang nyata. Ajarlah kami untuk tetap percaya, bekerja dengan setia, dan menanti dengan sabar. Kuatkan kami dalam musim sulit, dan ajar kami bersyukur dalam musim berkelimpahan.
Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
🎶 Kidung Jemaat yang Sesuai:
KJ 357 – “Tuhan Allah Hadir”
Lagu ini mengajak kita menyadari kehadiran Tuhan dalam alam ciptaan-Nya dan mengundang kita untuk menyembah-Nya dengan penuh hormat dan syukur—sangat cocok untuk suasana pedesaan yang tenang dan penuh keajaiban alam.
Semoga renungan ini menguatkan hatimu dan membukakan mata rohanimu untuk melihat Tuhan dalam keindahan dan kekuatan alam sekitar 🌿