Bacaan Alkitab: Amsal 11:12
“Siapa yang mencemooh sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri.”
Renungan:
Firman Tuhan dalam Amsal 11:12 mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga perkataan dan sikap terhadap orang lain. Menghina atau merendahkan orang lain menunjukkan sikap yang tidak bijaksana, sementara orang yang berakal budi tahu kapan harus diam dan memilih kata-kata yang membangun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi situasi di mana kita bisa saja tergoda untuk berkata kasar atau menertawakan kelemahan orang lain. Namun, Tuhan menghendaki kita untuk menggunakan kata-kata yang baik dan membangun, bukan yang menyakiti.
Contoh Nyata:
Dinda memiliki teman di sekolah yang kurang pandai dalam pelajaran. Suatu hari, beberapa teman mulai menertawakan kesalahannya saat menjawab pertanyaan guru. Dinda merasa tidak nyaman melihat hal itu dan memilih untuk tidak ikut mengejek. Setelah pelajaran selesai, Dinda mendekati temannya dan berkata dengan lembut, “Jangan khawatir, semua orang pernah melakukan kesalahan. Aku bisa bantu kamu belajar jika kamu mau.” Tindakan Dinda menunjukkan kebijaksanaan dan kasih, bukan hanya sekadar diam tetapi juga membantu.
Refleksi:
Apakah kita sering berbicara tanpa berpikir dan menyakiti orang lain? Tuhan mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dengan perkataan kita. Kata-kata yang baik bisa memberi semangat, tetapi kata-kata yang buruk bisa melukai hati seseorang. Mari kita berusaha untuk selalu berbicara dengan bijak dan menggunakan kata-kata yang membangun.
Doa:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih karena Engkau mengajarkan kami untuk menggunakan kata-kata dengan bijaksana. Tolong kami agar selalu menjaga perkataan dan tidak menyakiti orang lain dengan ucapan yang kasar atau mengejek. Ajari kami untuk menjadi anak-anak yang berhikmat dan penuh kasih dalam berbicara. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
Semoga renungan ini membantu anak-anak untuk selalu menggunakan perkataan yang bijaksana dan membangun dalam kehidupan sehari-hari!
