
Bacaan:
Kisah Para Rasul 9:7-9
7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun. 8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
Menghargai Kehidupan
Kisah Para Rasul 9:7-9 menceritakan tentang pengalaman Saulus setelah perjumpaannya dengan Yesus dalam perjalanan ke Damsyik. Teman-temannya mendengar suara tetapi tidak melihat siapa pun, sementara Saulus sendiri kehilangan penglihatannya selama tiga hari dan tidak makan maupun minum. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam hidupnya—dari seorang penganiaya jemaat menjadi alat pilihan Tuhan.
Renungan ini mengajarkan kita bahwa kehidupan adalah anugerah yang berharga. Terkadang, Tuhan mengizinkan kita mengalami masa-masa sulit agar kita dapat melihat kehidupan dari perspektif yang baru. Seperti Saulus yang mengalami kebutaan sementara, kita pun mungkin menghadapi tantangan yang membuat kita merasa kehilangan arah. Namun, dalam setiap proses itu, Tuhan sedang bekerja untuk membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Kita dapat melihat bahwa pengalaman Saulus dalam Kisah Para Rasul 9:7-9 adalah proses yang mengajarkan kita untuk lebih menghargai kehidupan yang Tuhan berikan. Kegelapan yang dialaminya selama tiga hari bukan hanya kebutaan fisik, tetapi juga waktu refleksi yang mendalam tentang hidupnya. Tuhan mengizinkan Saulus mengalami masa ini agar ia benar-benar memahami bahwa hidup bukan hanya tentang ambisi pribadi, tetapi tentang panggilan Tuhan.
Dalam kehidupan kita, ada saat-saat di mana Tuhan mengizinkan kita melewati masa yang penuh ketidakpastian—masa di mana kita merasa “buta” dan tidak tahu ke mana harus melangkah. Namun, jika kita belajar dari kisah Saulus, kita tahu bahwa masa-masa tersebut bisa menjadi kesempatan bagi Tuhan untuk berbicara dan membentuk kita lebih dalam. Kesulitan tidak selalu berarti hukuman; bisa saja itu adalah proses Tuhan untuk menyiapkan kita menuju hal yang lebih besar.
Renungkanlah: Apakah kita sudah benar-benar menghargai kehidupan yang Tuhan berikan? Bagaimana kita dapat lebih bersyukur dan menggunakan hidup kita untuk kemuliaan-Nya?
Doa:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas kehidupan yang Engkau berikan. Ajarlah kami untuk menghargai setiap momen dan melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Bentuklah kami sesuai dengan rencana-Mu, agar hidup kami menjadi berkat bagi orang lain. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
Semoga renungan ini menguatkan dan menginspirasi perjalanan iman Anda! 😊✨
