IBADAH PEKAN SUCI PASKAH KE-III

Ibadah : Refleksi Paskah Ke-III
Hari, Tanggal : Rabu, 15 April 2025
Jam : 18:00 WIB
Tema : PUASA GADGET
Dilayani oleh : Pdt. Sih Ell Mirmaningrum, S.Th.

PUASA GADGET

Adam Alter dalam penelitiannya awal decade kemunculan tablet di dunia, meneliti jumlah waktu yang dihabiskan manusia di depan perangkat elektroniknya  seperti smartphone, tablet dan laptop, dari hasil penelitian itu Alter menyebutkan bahwa sejak tahun 2007, 2015 dan 2017 ada penggunaan waktu secara personal atau pribadi yang berkurang, warna putih pada diagram di samping menunjukkan berapa waktu pribadi yang dibutuhkan manusia, tetapi meningkatnya tahun penggunaan gadget (warna merah) dari mulai 9 menit ditahun 2007 menjadi 27 menit pada tahun 2017, penelitian ini dilakukan Alter sebelum aplikasi tiktok popular pada Oktober 2020, sedangkan survei yang dilakukan oleh Data Reportal pada tahun 2024, menempatkan Tuhan di urutan ke-5 sebagai negara dengan penggunaan ponsel rata-rata 4 jam, 58 menit  setelah Afrika Selatan dan Thailand, dengan demikian maka kita bisa melihat tingkat penggunaan ponsel dan waktu yang dihabiskan manusia, semakin hari semakin meningkat dari 27 menit pada tahun 2017, menjadi hampir 5 jam bahkan mungkin lebih pada saat ini, Efesus 5:15-17 menyatakan,

15Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 16dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. 17Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Maka dari firman ini kita diingatkan akan pentingnya menggunakan waktu pemberian Tuhan dengan arif, sebab waktu-waktu ini adalah jahat, mungkin hanya ingin lihat notifikasi, WA, Instagram atau sekedar mencari hiburan dengan melihat tiktok, mungkin Cuma 9 detik lalu scroll-scroll, tampaknya sebentar, tetapi ternyata sudah pukul 3 dini hari, kita telah menghabiskan waktu yang seharusnya digunakan tubuh kita untuk meregenerasi sel  bagi Kesehatan, tetapi karena bergadang semua menjadi berantakan

Peneliti menemukan bahwa mereka yang kecanduan smartphone memiliki GABA, yaitu sebuah neurotrasnmitter otak yang memperlambat fungsi neuron. Tingginya kadar GABA pada otak membuat neuron sulit menangkap sinyal, yang membuat seseorang mudah kehilangan fokus. “GABA membuat neuron melambat. Akibatnya, seseorang akan lebih sulit untuk fokus dan mengontrol dirinya. Ia juga akan lebih mudah terdistraksi ketika mencoba untuk fokus kepada suatu hal,” ujar Caglar Yildirim dari State University of New York, dikutip dari CNN. Dengan kata lain, orang yang kecanduan smartphone akan sulit memerhatikan hal lain. Jika dibiarkan dan tak ditangani, orang yang kecanduan smartphone lebih mungkin mengalami gangguan kognitif. Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus menyatakan,

1 Korintus 6:12“Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun”

Jadi apakah selama ini kita telah dikendalikan oleh smartphone kita? Ya… sebagian dari kita pasti punya alasan dan sudut pandangnya masing-masing tentang penggunaan smartphone, tetapi tentu bukan hanya persoalan kegunaan dan fungsinya, perlu dilihat dan dipertimbangkan tentang keterikatan dan ketergantungan kita pada gadget? Untuk itu ketika bicara soal puasa pada konteks zaman ini, tentu tantangnya berbeda dengan zaman di mana Tuhan Yesus berpuasa, tetapi esensi dari puasa yang telah diteladankan Tuhan Yesus dalam Lukas 4 masih sangat relevan untuk kita kontekstualisasikan di zaman ini,

Lukas 41Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. 2Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar.

Dikisahkan Tuhan Yesus selama 40 hari tinggal di padang gurun tidak makan apa-apa, bagaimana bisa makan? Tentu kita punya gambaran seperti apa padang gurun itu, jauh dari rumah, ataupun warung dan yang mungkin juga jauh dari arus listrik dan sinyal 5G, demikian tantangan yang dialami Tuhan Yesus. Jika hal ini di Tarik pada zaman ini, kira-kira puasa seperti apa yang Tuhan Yesus lakukan saat ini? Tuhan Yesus menjauh dari hiruk-pikuk keramaian dan rutinitas kehidupan, atau sering disebut dengan istilah retret bagi kita, yaitu sementara mengambil waktu untuk undur dari segala rutinitas dan hiruk-pikuk kehidupan di dalamnya.

Maka pada pelaksanaan puasa kali ini, bagaimana jika kita melakukan puasa dengan esensi yang sama seperti Tuhan Yesus? Retret dari segala hiruk-pikuk dunia, jauh dari listrik dan sinyal 5G? Tetapi bukan berarti kita akan pergi ke padang gurun atau tempat terpencil dan terpelosok, esensinya adalah mengambil waktu untuk merenung, berelasi dengan Tuhan dan melepaskan diri dari segala keterikatan gadget yang selama ini mengganggu manusia, maka diusulkan bagi kita semua untuk (perlu) melakukan Puasa Gadget… ya saudara tidak salah dengar jika puasa untuk tidak makan dan minum, saat ini bisa dilakukan dengan berjam-jam scroll HP ditangan, karena itu yang dibutuhkan saat ini bukan puasa makanan dan minuman, tetapi karena kita sudah (kebanyakan) dikendalikan oleh gadget, maka mari puasa Gadget selam 40 hari, yaitu dengan stop (meminimalkan) membuka HP, membuat status di WA, reels di Instagram, scroll di tiktok dan short di YouTube Mari puasa “upa” dan “wasa”, Upa berarti dekat dan Wasa berarti Yang Maha Kuasa, maka mari kita gunakan screentime yang biasanya untuk melihat gadget, kita ganti dengan membaca Alkitab (tidak di HP/Tablet) membaca renungan dan berdoa, terlebih lagi baik jika selama puasa gadget 40 hari ini, kita gunakan untuk berdoa, mendoakan Kesehatan kita, mendoakan anak-cucu kita, mendoakan pekerjaan, mendoakan keluarga dan kita ganti screentime kita dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, Amin.