Kasih yang Bertahan di Tengah Perbedaan

📖 Ayat Pokok (Roma 12:9–10)

“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.”

📜 Penjelasan Konteks Alkitab

Surat Roma pasal 12 adalah nasihat Paulus kepada jemaat agar hidup sebagai persembahan yang hidup bagi Allah. Dalam ayat ini, Paulus menekankan pentingnya kasih yang tulus, bukan sekadar basa-basi. Ia mengajak jemaat untuk hidup dalam keharmonisan, saling menghormati, dan menjauhi kejahatan.

💡 Inti Renungan / Refleksi

Dalam kehidupan komunitas—baik di gereja, desa, atau keluarga—perbedaan adalah hal yang wajar. Ada perbedaan pendapat, latar belakang, bahkan cara pandang. Tapi kasih sejati tidak bergantung pada kesamaan, melainkan pada komitmen untuk tetap mengasihi meski berbeda.

Kasih yang tulus tidak pura-pura. Ia tidak hanya muncul saat suasana nyaman, tapi juga saat konflik terjadi. Kasih sejati berani menegur dengan lembut, memaafkan dengan tulus, dan tetap hadir meski disakiti.

Renungan ini mengajak kita untuk menjadi pembawa damai, bukan penyulut api. Untuk mendahului dalam memberi hormat, bukan menunggu dihormati.

🌾 Aplikasi dalam Hidup (Konteks Komunitas Pedesaan)

• Dalam kelompok tani atau PPR, kadang ada beda pendapat soal cara kerja atau pembagian tugas. Kasih sejati mendorong kita untuk tetap bekerja sama, bukan saling menjatuhkan.
• Dalam keluarga, perbedaan generasi bisa menimbulkan konflik. Tapi kasih yang tulus membuat kita mau mendengar dan memahami satu sama lain.
• Dalam gereja, kadang ada perbedaan gaya pelayanan atau pandangan teologis. Tapi kasih Kristus menyatukan kita dalam satu tubuh.

🙏 Doa Penutup

Ya Tuhan, ajar kami untuk mengasihi dengan tulus, bukan pura-pura. Di tengah perbedaan, jadikan kami pembawa damai dan pengampunan. Biarlah kasih-Mu menjadi dasar setiap relasi kami, agar komunitas kami menjadi tempat pertumbuhan iman dan kasih. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.berdoa. Amin.