Ketaatan dalam Rencana Allah

Renungan Harian Edisi Mei 2025 - 24

Bacaan Alkitab: Lukas 1:26-38

“Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ‘Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.’ Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: ‘Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.’ Kata Maria kepada malaikat itu: ‘Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?’ Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’ Kata Maria: ‘Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.’ Lalu malaikat itu meninggalkan dia.”

Renungan:
Dalam Lukas 1:26-38, kita melihat bagaimana Maria menerima panggilan Tuhan dengan penuh ketaatan. Meskipun ia awalnya terkejut dan bertanya bagaimana hal itu bisa terjadi, ia akhirnya menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Sikap Maria mengajarkan kita tentang pentingnya percaya dan taat kepada rencana Tuhan, meskipun kita tidak selalu memahami sepenuhnya apa yang akan terjadi.

Terkadang, Tuhan memanggil kita untuk melakukan sesuatu yang tampaknya mustahil atau sulit. Namun, seperti yang dikatakan malaikat Gabriel kepada Maria, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Ketika kita menghadapi tantangan atau ketidakpastian, kita dapat belajar dari Maria untuk tetap percaya dan menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan.

Ketaatan Maria membawa dampak besar bagi dunia—melalui dia, Yesus Kristus datang sebagai Juruselamat. Ini mengingatkan kita bahwa ketaatan kita kepada Tuhan juga dapat membawa berkat bagi orang lain. Mari kita belajar untuk berkata seperti Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Doa:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas teladan Maria dalam ketaatan kepada-Mu. Ajarlah kami untuk percaya kepada rencana-Mu, bahkan ketika kami tidak sepenuhnya memahami jalan yang Engkau tetapkan. Berikan kami hati yang tunduk dan berserah, agar kami dapat menjadi alat bagi kemuliaan-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

Semoga renungan ini membawa berkat dan penguatan bagi perjalanan imanmu! 😊