Bersandar Sepenuhnya Kepada Tuhan

Bacaan:
Mazmur 126:1-6
1Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. 2Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” 3TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. 4Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! 5Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. 6Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Mazmur 126 mengisahkan tentang pemulihan umat Israel setelah masa pembuangan. Ayat 1-3 melukiskan kegembiraan besar saat Tuhan mengembalikan keadaan mereka, seolah-olah mimpi menjadi kenyataan. Sukacita ini begitu luar biasa sehingga mereka bersaksi bahwa tangan Tuhanlah yang telah melakukan mujizat besar ini. Namun, ayat 4-6 beralih ke doa dan harapan, memohon agar Tuhan terus memulihkan hidup mereka, seperti aliran air di tanah yang gersang.
Renungan ini mengajarkan kita bahwa hidup sering kali penuh dengan masa-masa sulit dan kering, namun saat kita bersandar kepada Tuhan, Dia berkuasa untuk memulihkan dan memberikan sukacita. Bersandar kepada Tuhan berarti menyerahkan segala kekhawatiran, harapan, dan impian kita kepada-Nya. Saat kita melakukannya, Dia memberikan kekuatan untuk tetap percaya, bahkan di tengah air mata dan perjuangan.
Pelajaran yang dapat kita ambil:
- Sukacita sejati datang dari Tuhan, bukan dari hal-hal duniawi.
- Doa yang penuh iman adalah tanda bahwa kita bersandar kepada Tuhan sepenuhnya.
- Kesetiaan dalam menabur benih kebaikan, meskipun dengan tangisan, akan menghasilkan panen sukacita.
Renungkanlah: Apakah kita sudah bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, terutama di saat-saat sulit? Bagaimana kita dapat semakin mempercayakan hidup kita kepada-Nya?
