Boleh Meminta Tapi Secukupnya

BOLEH MINTA TAPI SECUKUPNYA
Ayat Pokok:
Matius 6:11 – “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.”
Bacaan Pendukung:
Amsal 30:8-9 – “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan… cukupkanlah rezekiku.”
Filipi 4:19 – “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”
1 Timotius 6:6-8 – “Ibadah yang disertai rasa cukup memberi keuntungan besar.”
Dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Matius 6:11). Kalimat ini sederhana, tetapi mengandung prinsip rohani yang dalam tentang ketergantungan pada Tuhan, rasa syukur, dan kebebasan dari keserakahan.
Yesus tidak mengajarkan kita meminta kelaparan, tetapi juga tidak berlimpah sampai lupa Tuhan.
Ketidakpuasan adalah salah satu sifat manusia yang tidak dapat dipungkiri, ada dan melekat pada diri kita. Egois begitu mendominasi sehingga kita akan terus-menerus berusaha memenuhi hasrat kedagingan kita. Maka tak jarang jika manusia sampai lupa akan sesamanya terlebih pada mereka yang membutuhkan, serta terkesan memiliki gaya hidup yang konsumtif. Melalui perunungan kita pada hari ini, Tuhan hadir memberikan pengajaran sekaligus teguran bagi mereka yang hidup berkelimpahan, tetapi tidak memiliki kepedulian terhadap orang yang berkekurangan.
Kitab Matius 6, merupakan bagian dari khotbah yang Yesus lakukan di atas bukit. Yesus memberikan pengajaran mengenai sikap manusia yang benar terhadap segala kebutuhannya, agar tidak terkesan bahwa kaum elit hidup secara berkelimpahan dan non elit hidup dengan cenderung kekurangan. Pengajaran ini tentang hidup yang berdasarkan pada kebutuhan pokok yang diperlukan, sehingga setiap manusia tidak meminta secara berlebihan atau serakah, melainkan mintalah sesuai yang dibutuhkan. Tentu keinginan dan kebutuhan dimiliki oleh semua orang, tetapi keduanya adalah hal yang berbeda. Keinginan belum tentu suatu kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi, tetapi kebutuhan tentu sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan ini. Perikop pembacaan kita pada hari ini mengenai hal berdoa yang Yesus ajarkan. Doa Bapa Kami mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang hidup dengan secukupnya, karena doa juga berisi permohonan tentang kebutuhan pokok sehari-hari. Yesus mengajarkan kita untuk memiliki ketergantungan yang besar kepada Allah. Maka pada permohonan ini kita diajar untuk hidup pada hari ini tanpa mengkhawatirkan atau mencemaskan masa depan yang jauh dan yang tidak kita ketahui. Dengan demikian ketika kita mempercayakan segala hal kepada-Nya, kita menjadi manusia yang tidak serakah dan peduli kepada sesama.
Mencari, meminta ataupun berusaha mewujudkan apa yang diinginkan bukanlah suatu hal yang salah. Namun menjadi salah ketika apa yang diinginkan dalam kenyataannya bukan secara benar-benar dibutuhkan guna menunjang kesehatan dan keselamatan, terlebih lagi jika hal tersebut bertentangan dengan firman Tuhan. Apalagi
jika sesuatu yang berlebihan tersebut dimiliki hanya untuk memuaskan keinginan daging sesaat, setelahnya disia-siakan atau dibuang. Salah satu contoh kecilnya adalah membuang makanan, padahal kita tahu bahwa masih banyak orang yang membutuhkan bahkan kesulitan untuk mendapatkannya. Maka hari ini, kita kembali diingatkan untuk mampu mengendalikan setiap keinginan daging, setiap keegoisan pada diri kita, yang pada akhirnya mengabaikan saudara sesama. Orang yang mampu hidup secukupnya adalah pribadi yang memenuhi kebutuhan dirinya sebanyak yang diperlukan. Ia akan memiliki kesadaran apa yang menjadi keperluan hidupnya dan merupakan bagian yang penting untuk dipenuhi. Selain itu ia juga akan selalu mempercayakan hidupnya hanya
kepada Tuhan Yesus, karena ia percaya bahwa kehidupan pada hari ini maupun di masa depan tetap ada dalam kendali, pemeliharaan, perlindungan dan pertolongan Tuhan Yesus.
Mari kita berdoa:
“Bapa yang baik, terima kasih untuk segala penyediaan-Mu. Ajarku untuk meminta secukupnya, hidup dalam syukur, dan percaya bahwa Engkau tidak pernah lalai. Tolong aku untuk tidak iri pada milik orang lain, tetapi fokus pada berkat-Mu yang tak pernah kurang. Bentuklah hatiku untuk menjadi pemberi, bukan hanya penerima. Dalam nama Yesus, amin.”
