Mengalah Bukan Berarti Kalah

Renungan Harian Edisi April 2025 - 24

MENGALAH BUKAN BERARTI KALAH

Ayat Pokok: 
Kejadian 13:1–18 (Perselisihan Abram dan Lot, Abram memilih mengalah)

Bacaan Pendukung:
Amsal 15:1 – “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman.”
Matius 5:9 – “Berbahagialah orang yang membawa damai.”
Filipi 2:3–4 – “Janganlah melakukan sesuatu karena kepentingan sendiri, tetapi rendah hatilah menganggap orang lain lebih utama.”

Renungan:
Abram (Abraham) dan Lot memiliki ternak dan harta yang banyak, sehingga tanah tempat mereka tinggal tidak cukup menampung mereka berdua. Terjadi perselisihan antara para gembala mereka. Abram, sebagai paman yang lebih tua, sebenarnya berhak memilih tanah terbaik. Namun, ia memilih mengalah dan memberi kesempatan Lot memilih dahulu. Lot memilih lembah Yordan yang subur, sementara Abram mendapat sisa tanah yang tampak kurang menjanjikan.
Tapi Tuhan justru memberkati Abram setelah pengorbanannya: “Lihatlah sekelilingmu… semua tanah yang kaulihat ini akan Kuberikan kepadamu.” (Kejadian 13:14–15). Abram menunjukkan bahwa:
1. Mengalah adalah tindakan iman – Ia percaya Tuhan akan menyediakan, bukan mengandalkan kekuatannya sendiri.
2. Damai lebih berharga dari kemenangan sementara – Abram menghindari konflik yang bisa merusak hubungan keluarga.
3. Tuhan membalas kerendahan hati – Pengorbanannya membuka pintu berkat yang lebih besar.
Dalam hidup, kita sering diuji untuk berebut hak, popularitas, atau keuntungan. Tetapi firman Tuhan mengajarkan bahwa mengalah bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan rohani.

Refleksi:
Percayakah kamu bahwa Tuhan akan membalas setiap pengorbanan yang dilakukan dengan tulus?

Mari kita berdoa:
“Bapa yang baik, ajarku untuk memiliki hati seperti Abram—yang rela melepaskan hakku demi persatuan dan kehendak-Mu. Tolong aku untuk tidak bersikeras menang sendiri, tetapi percaya bahwa Engkau akan memberikan yang terbaik bagiku pada waktu-Mu. Bentuklah hatiku menjadi pembawa damai, bahkan ketika itu tidak mudah. Dalam nama Yesus, amin.”